Selamat Hari Gizi Nasional ke-59 Tahun 2019!!! Tema HGN kali ini adalah Membangun Gizi Menuju Bangsa Sehat Berprestasi. Mari kita bentuk budaya hidup sehat mulai dari lingkaran sosial terkecil disekitar kita, yaitu KELUARGA. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan dengan menciptakan keluarga sadar gizi (KADARZI). Peran media massa dalam mengkampanyekan pesan gizi seimbang dan membentuk kesadaran masyarakat tentang keutamaan menjaga kesehatan sebagai bukti upaya mencapai masyarakat Indonesia yang sehat. Seiring dengan terbentuknya budaya gaya hidup sehat mampu memberikan stimulus yang positif terhadap tingkat produktifitas kita. Apakah cukup jadi manusia yang sehat secara jasmani saja? Namun ternyata menjadi sehat secara jasmani saja tidak cukup. Manusia yang sehat juga seharusnya dalah manusia yang produktif, yakni manusia yang dapat berbuat sesuatu bagi bangsanya. Melalui momentum ini, Kemenkes RI ingin men
Begin before birth: “What happens during pregnancy can last a lifetime” A throwback in the period when second world war finished in 1944-1945, we had a very big issue as the impact of this war. Yes, it is Starvation period. So many western people, especially in Netherland, suffering and have to eat anything that can be eaten such as tulip bulbs to survive. At that time, their food intake status had very low quality and quantity up to 800 kcal/day. This condition affected pregnant women and turned out have very long consequences for babies or children born during this hunger winter. This history is a very well-known example of the DEVELOPMENTAL ORIGINS OF HEALTH AND DISEASE HYPOTHESIS . Children of women who were pregnant at this period, now already have 70 years of age and they have more susceptible to a chronic disease throughout their life. This condition is known as the theory of developmental origins of health and disease or fetal program hypothesis or Barker hypothesis (Ba