Diabetes merupakan salah satu dari
empat penyakit tidak menular (Non Communicable Disease) utama yang paling
banyak jumlah penderitanya. Diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi Diabetes
Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21.3 juta jiwa (Diabetes Care, 2004).
Sedangkan menurut WHO, estimasi jumlah pasien diabetes pada kelompok umur 20-79
tahun pada tahun 2015 dan 2040 di regional Asia Pasifik diestimasikan dari
153.2 meningkat 214.8 juta jiwa atau mengalami peningkatan sebesar 71.5%.
Semakin meningkatnya angka penderita
DM ikut meningkatkan risiko berbagai macam masalah komplikasi kesehatan karena
DM dan kualitas hidup penderita DM. Ada beberapa mitos seputar DM yang muncul
di kalangan masyarakat luas yang masih perlu diklarifikasi. Oleh karena itu,
sangat penting buat kita untuk menyampaikan dan meluruskan tentang mitos
tersebut demi meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih baik tentang
penyakit dan manajemen DM yang benar. Dibawah ini adalah beberapa Mitos dan
Fakta seputar DM:
1.
Orang yang memiliki status gizi overweight atau obesitas akhirnya akan
menderita DMT2 secara langsung
Faktanya tidak demikian. Banyak factor yang
ikut menyumbang risiko DMT2 seperti riwayat keluarga, usia, etnis, dan gaya
hidup. Banyak kita jumpai orang yang memiliki status gzi overweight atau obesitas, tetapi tidak ada hubungannya dengan
status DMT2. Begitupun sebaliknya, ditemukan juga orang dengan status gizi tetapi
memiliki nilai status gizi normal menderita DMT2.
2.
Konsumsi gula yang berlebihan
menyebabkan diabetes
Faktanya tidak demikian. Diabetes memiliki
berbagai macam jenis dan yang sering kita temui adalah DMT2 (hampir 90-95%
diabetes adalah DMT2). Penyebab DMT2 adalah factor genetic dan gaya hidup.
Sedangkan untuk DMT1 disebabkan oleh genetic dan beberapa factor yang masih
belum diketahui yang dapat memicu penyakit tersebut. Memiliki status gizi lebih
dan asupan tinggi kalori dari berbagai macam sumber makanan dapat meningkatkan
risiko untuk menderita DM.
3.
Diabetes merupakan penyakit yang
tidak serius
Nyatanya adalah DM dapat menyebabkan kematian
lebih banyak daripada penyakit kanker dan HIV. Jika kalian memiliki riwayat DM
atau menderita DM maka kalian akan berpeluang untuk dua kali lebih besar risiko
DMT2.
4.
Penderita diabetes hanya boleh
konsumsi sedikit makanan yang berasal dari olahan tepung
Faktanya adalah makanan berasal dari olahan
tepung juga bagian dari bahan makanan sehat. Kuncinya adalah pada jumlah/porsi.
Roti, sereal, pasta, jagung, dan hasil olahannya dapat dimasukkan dalam pilihan
jenis makanan penderita diabetes. Selain itu, buah-buahan, kacang, susu,
yoghurt, dan makanan manis juga sumber KH. Oleh karena itu, ketahuilah
kebutuhan karbohidrat anda dengan konsultasi #askyourdietitian, kemudian
pilih makanan dan ukuran porsi yang sesuai dengan kebutuhan. Perlu diingat untuk
kebutuhan proporsi KH akan sangat bervariasi karena beberapa factor.
5.
Orang DM tidak bisa konsumsi gula
dan cokelat
Faktanya adalah kita masih bisa konsumsi
makanan tersebut dan memasukkan mereka ke dalam perencanaan diet sehat kita.
Dengan cara ketika konsumsi makanan yang mengandung gula dan cokelat harus
diimbangi dengan makanan sehat lainnya dan aktifitas fisik. Kemudian dianjurkan
untuk makan makanan tersebut dalam jumlah/porsi yang sedikit dan secara bijak
konsumsi makanan tersebut secara periodic. Jadi kalian bisa memfokuskan untuk
mengatur jadwal makan makanan yang lebih sehat.
6.
Penderita diabetes memiliki diet
khusus dan harus makan-makanan khusus untuk diabetes
Faktanya adalah tidak, orang biasa dan diabetes
dietnya tidak berbeda. Diabetic foods
secara umum tidak ada manfaat apapun. Malah cenderung harganya lebih mahal.
Kucinya adalah dengan tetap menjaga konsumsi makanan sehatnya dan olahraga
teratur. Sumber makanan penderita diabetes yang sehat adalah rendah kalori,
makanan non trans fatty acid, buah dan sayuran. Tidak ada yang special untuk
mereka.
7.
Diabetes dapat ditularkan ke orang
lain
Peryataan tersebut tidak benar. Meskipun kita
tidak tahu pasti apa penyebabnya diabetes. DM tidak bisa menularkan flu.
Terdapat beberapa bagian genetic-link pada DM, khususnya DMT2. Factor gaya
hidup juga memberikan perannya sendiri.
8.
Orang yang pada akhirnya menggunakan
insulin dianggap gagal dalam melakukan perawatan DM secara benar
Faktanya adalah tidak. Diabetes mellitus adalah
penyakit progresif. Kita tetap mampu menjaga kadar gula darah dalam tubuh
dengan mengonsumsi obat oral. Namun, lambat laun tubuh akan mengalami penurunan
produksi seiring semakin parah kondisi DM dan tidak akan cukup jika hanya
menggunakan obat oral untuk terapinya. Menggunakan insulin untuk mendapat nilai
gula darah tetap normal adalah pilihan yang benar.
9.
Boleh konsumsi buah-buahan sebanyak banyaknya karena buah adalah
makanan yang sehat dan sumber vitamin dan mineral
Faktanya tidak demikian. Memang buah adalah
sumber makanan yang sehat dan bergizi karena mengandung berbagai macam zat gizi
dan mineral. Namun, buah juga tetap mengandung KH yang jika tidak kita control
bisa menaikkan kadar gula darah kita. Selain itu buah juga merupakan salah satu
bahan makanan wajib ada di piring kita setiap makan. Oleh karena itu,
konsultasilah #askyourdietitian dengan Ahli
Gizi untuk membantu mengatur program makanan yang tepat sesuai jumlah,
frekuensi, dan pilihan jenis buah yang dianjurkan.
10. DMT2 adalah diabetes yang tingkatanya ringan
Faktanya adalah tidak ada klasifikasi bahwa
DMT2 adalah termasuk kategori diabetes ringan. Yang ada adalah jika kita tidak
mengatur manajemen DMT2 dengan benar maka akan memicu berbagai macam komplikasi
yang serius. Manajemen DMT2 yang baik akan menurunkan risiko komplikasi.
11. Penderita DM tidak bisa melakukan donor darah
Faktanya adalah tidak benar. Penderita diabetes
masih tetap bisa melaksanakan donor darah dengan catatan kita bisa menjaga
kadar gula darah kita tetap normal.
12. Jika ibu hamil menderita Gestational Diabetes Melitus (GDM) maka
diabetesnya akan hilang setelah selesai persalinan
Faktanya adalah sebanyak 50-70% ibu hamil
dengan diabetes akan berisiko menderita DMT2 selama (10) sepuluh tahun setelah
melahirkan. Anaknya juga akan mengalami risiko yang sama DMT2 dimasa depan.
13. Penderita diabetes tidak boleh olahraga terlalu berat, karena bisa
menyebabkan penurunan kadar gula darah yang drastis secara tiba-tiba
Faktanya adalah tidak. Olahraga dan aktifitas
fisik dapat mengontrol DM dan orang yang menggunakan insulin harus ikut
exercise untuk tetap menjaga DM dan sebagai salah satu cara juga untuk menjaga
berat badan ideal. Baik orang yang terapi menggunakan insulin atau oral medication
bisa diimbangi dengan exercise dan gizi seimbang. Jika konsumsi obat oral tetap
terkontrol, tidak akan mengalami penurunan gula darah secara tiba-tiba setelah
olahraga.
Referensi :
American Diabetes Association
The Jakarta Post
ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
BalasHapusdapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q