Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

NUTRITION ASSESSMENT AND DIAGNOSIS

A.       Skenario “ Adik sayang. . . ” Putra mahasiswa gizi FKUB, sedang melakukan praktek kerja lapangan dibangsal anak Rumah Sakit Sehat Bebestari. Setelah dilakukan screening oleh ahli gizi setempat, Putra harus melakukan Nutritional Assessment dengan menggunakan data data subyektif maupun obyektif dan menegakkan nutrition diagnosis pada pasien anak berusia 5 tahun yang menderita Nephrotic Sindrome . B.       Unclear Terms No Kata Arti 1.          Nutrition Assessment Merupakan dasar dari diagnosa gizi melalui proses sistematik dilakukan verifikasi dan intepretasi data sehingga di ambil suatu keputusan dan ditemukan adanya maslalah gizi.        2. Nutrition diagnosis Langkah kedua dari tahapan NCP yang bertujuan mengidentifikasi dan memberi label atau diagnosa dari permasalahan gizi yang nantinya digunakan untuk menentukan intervensi yang tepat yang dilakukan oleh a

Skrining Gizi

1.        Skrining gizi adalah proses yang sederhana dan cepat untuk mengidentifikasi individu yang mengalami kekurangan gizi atau yang beresiko terhadap permasalah gizi. Tujuan dilakukannya skrining gizi adalah untuk menentukan seseorang beresiko malnutrisi atau tidak. 2.        Prinsip Screening Gizi : Sederhana , Efisien , Cepat, Dapat dipercaya , Murah , Resiko terhadap pasien yang di screening rendah ,   Dapat diterima di tingkatan sensitifitas, spesifisitas dan nilai positif dan negatf dapat diterima . 3.        Metode skrining : single parameter (biochemical index, other functional indices, antropometri) dan multiple parameter ( STAMP, MST, MNA)    Pihak yang membantu ahli gizi dalam proses skrining gizi adalah : a.        teknisi gizi b.       keluarga pasien c.        pasien d.         dokter e.       perawat f.         professional health care (Mahan, and Escott-Stump.2008.Krause’s Food and Nutrition Therapy Edisi 12.Chapter 14. Elsevier’