Langsung ke konten utama

GERMAS: Masyarakat Hidup Sehat dan Indonesia Kuat

ASK YOUR DIETITIAN : GERMAS DAN INDONESIA KUAT
GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah salah satu program pemerintah yang lahir atas komitmen dan visi pimpinan tertinggi, yaitu Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

Salah satu inovasi dan keputusan yang tegas oleh Presiden RI, Joko Widodo, untuk mengatasi masalah kesehatan yang semakin dinamis dari tahun ke tahun. Mengedepankan upaya promotif dan preventif dalam pengaturan gaya hidup atau perilaku masyarakat yang masih kurang sehat. Program ini telah dijalankan sejak tahun 2017 yang melibatkan Para Menteri Kabinet Kerja, Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan Para Gubernur dan Bupati/Walikota. Sebuah gerakan massive (GERMAS) yang diharapkan bisa memberikan pesan positif terhadap masyarakat.

Tidak bisa disangkal lagi saat ini negara kita menghadapi masalah triple burden, yaitu masalah kesehatan karena penyakit infeksi, penyakit tidak menular (PTM), dan penyakit yang seharusnya sudah teratasi muncul kembali (re-emerging disease) seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare. Jika tidak ditekan maka akan berdampak luas seperti menurunnya produktivitas sumber daya manusia yang berimplikasi pada kualitas generasi bangsa. 

GERMAS : Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


Program pemerintah GERMAS bisa dikatakan sebagai gerakan awal untuk mencapai Indonesia emas 2045. Berdasarkan peta usia penduduk negara Indonesia mengalami bonus demografi dimana penduduk usia produktif lebih dominan. Momentum ini harus kita manfaatkan sebaik baiknya untuk kemajuan Indonesia. 


Bagaimana jika masyarakat usia produktif terancam kesehatannya terganggu oleh PTM dan perilaku yg tidak sehat?

Tentunya akan mengganggu kestabilitasan potensi kita yg seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan bangsa, baik secara fisik dan mental. Germas dapat dilakukan dengan cara yang mudah seperti : 

  1. Peningkatan aktivitas fisik;
  2. Peningkatan perilaku hidup sehat;
  3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi;
  4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit;
  5. Peningkatan kualitas lingkungan; dan
  6. Peningkatan edukasi hidup seha


GERMAS dan Indonesia Kuat

Namun, untuk GERMAS tahun 2017 difokuskan dalam mengkampanyekan tiga pesan kesehatan masyarakat, yaitu Melakukan aktifitas fisik 30 menit per hari, Mengonsumsi buah dan sayur tiap hari, dan Memeriksakan kesehtan secara rutin.

Ayo kita semua ikut bagian dalam mewujudkan GERMAS dengan memulai mempraktikannya ke diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar!!!

Gerakan ini ke depannya membutuhkan inovasi-inovasi dalam kegiatan promotif dan preventif salah satunya dengan memotivasi masyarakat untuk membudayakan gaya hidup sehat dan aktif sebagai upaya mencegah peningkatan obesitas melalui media pendidikan kesehatan



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perhitungan Energi dengan AIBW

a.        Perhitungan Energi v   Langkah Penggunaan AIBW ( Adjusted Ideal Body Weight ) Menghitung berat badan ideal IBW           = (TB – 100) – 10%                    = (160 – 100) – 10% = 54 kg Menggunakan AIBW ( Adjusted Ideal Body Weight ) karena ABW ( Actual Body Weight ) klien lebih besar 120% dari IBW ( Ideal Body Weight ) klien, dimana ABW klien 80 kg dan IBW klien 54 kg. Dibuktikan dengan, ABW/ IBW X 100%               = 80/ 54 X 100%                                                 ...

Daftar Bahan Makanan Penukar

DAFTAR TABEL KALORI & UNIT Makanan Pokok Golongan A Nama Masakan Berat (gr) Kalori Unit Jagung Rebus 250 90,2 1 Kentang Rebus 200 166 2 Nasi Putih 100 175 2,25 Singkong Rebus 100 146 1,75 Talas Rebus 100 98 1,25 Makanan Pokok Golongan B Bubur 200 44 0,5 Makaroni 25 91 1,25 Nasi tim 100 88 1 Makanan Pokok Golongan C Kentang Goreng 150 211 2,75 Mie Goreng 200 321 4 Bihun Goreng 150 296 3,75 Nasi...

indeks komposit

8.    Langkah – langkah untuk menghitung indeks komposit : a.        Pembuatan Komposit Indeks 1.        Setiap indicator pembentuk indeks komposit ditransformasikan ke dalam nilai berskala 0 – 100 2.        Transformasi dilakukan dengan metode max – min untuk mendapatkan nilai indeks tunggal 3.        Menggabungkan indeks tunggal untuk mendapatkan nilai indeks komposit 4.        Setelah itu, menghitung shortfall. Shortfall digunakan untuk mengukur kecepatan perkembangan penurunan indeks komposit dalam suatu kurun waktu. Ukuran ini secara sederhana menunjukkan perbandingan antara cepaian yang telah ditempuh dengan capaian yang harus ditempuh untuk mencapai titik ideal (100). Dimana: IK t+n     = indeks komposit tahun akhir            ...