Langsung ke konten utama
MANAJEMEN LAKTASI IBU MENYUSUI

Laporan WHO/UNICEF pada tahun 2003, 60% kematian balita berkaitan dengan keadaan kurang gizi dan 2/3 kematian tersebut berkaitan dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Oleh karena itu penting sekali penerapan optimal feeding pada bayi dan anak.  Optimal feeding pada bayi dan anak 0-24 bulan :
  1. Inisiasi menyusu dini dalam 1 jam setelah bayi lahir
  2. Bayi mendapatkan ASI Eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan
  3. Bayi mulai diberi MP-ASI sejak usia 6 bulan 
  4. ASI terus diberikan sampai anak berumur 24 bulan

Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, dan infeksi saliran akut bagian bawah.
Menyusui eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan/minuman selain ASI. Termasuk air putih sekalipun. Jika ibu memberikan makanan/minuman selama periode ASI eksklusif itu namanya adalah makanan prelakteal. Contohnya adalah air kelapa, madu air tajin, air nasi dan pisang. Hal ini bertentangan dengan kondisi lambung bayi yang masih belum sesuai untuk diisi makanan. Bisa dilihat pada gambar berikut :

ASI adalah makanan yang sangat baik untuk bayi. ASI tidak dapat digantikan dengan makanan atau minuman selain ASI karena dari ASI lah ibu bisa mewariskan imunitas terhadap bayi sehingga mempengaruhi kualitas ketahanan tubuh bayi terhadap bakteri atau virus yang bisa membahayakan bayi dan bisa meningkatkan bonding atau keintiman hubungan ibu dan anak. Kerugian jika bayi tidak diberi ASI adalah anak dapat sangat mudah sakit dan pertumbuhan perkembangan tidak optimal.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat pemberian ASI eksklusif seperti pemberian makanan prelakteal yang terlalu dini, dukungan keluarga yang kurang mendorong ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan kondisi fisiologis payudara sebelum saat menyusui. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karena keadan khusus. Masalah fisiologis yang biasa ditemui dalam praktek pemberian ASI pada ibu-ibu adalah puting datar atau terpendam, puting lecet, puting bengkak, saluran ASI tersumbat, radang payudara dan bayi bingung puting. Melihat begitu  pentingnya ASI bagi bayi diperlukan usaha-usaha atau pengelolaan yang benar, agar setiap ibu menyusui sendiri bayinya, menyusui merupakan proses alami, tetapi banyak kesulitan yang ditemui seorang ibu dalam pelaksanaannya. Berikut adalah contoh gambar bagaimana dampak posisi perlekatan yang salah terhadap terbentuknya kecacatan puting dll :



Permasalahan yang sering dialami oleh ibu ketika menyusui :
  1. Perilaku ibu dalam mengatasi kondisi fisiologis payudara saat menyusui, Sebagian besar yang dialami oleh busui adalah bengkak pada payudara dan sering kali puting lecet. Walaupun demikian busui tetap memberikan ASI terhadap bayinya. Selain itu adalah bayi sering mengeluarkan kembali susu yang telah didapatkannya, istilah ini terkenal dengan sebutan ‘gumoh’. Kemudian kadang busui mengalami air susu keluar hanya dari satu payudara. Sedangkan pyudara yang lain tidak menghasilkan susu
  2. Kebiasaan pemberian makanan prelakteal, Gambaran kebudayaan atau kebiasaan daerah setempat yang dapat menghambat pemberian ASI eksklusif. Banyak busui yang memberikan makanan prelakteal terhadap bayi mereka, seperti air putih, madu, kurma, pisang lotek, dll. Sering kali hal ini terjadi karena anjuran dari orang tua atau mertua dari ibu kandung.
  3. Dukungan keluarga Bentuk dukungan dari orang terdekat yaitu keluarga sangat penting sekali dalam proses keberhasilan ASI eksklusif. Terutama adalah suami dan orang tua atau mertua mereka. Bagaimana keluarga terdekan mesupport untuk menjaga melakukan ASI eksklusif.


Bagaimana langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan di atas adalah sebagai berikut: 
  1. Untuk puting lecet atau luka, menyusui bayi sebelum dia merasa lapar agar menghisapnya tidak terlalu kencang, perbaiki cara menghisap bayi dengan mengusahakan agar bibir bayi menutupi areola diantara gusi atas dan bawah, jangan pernah membersihkan puting dengan sabun atau alkohol serta perhatikan cara melepaskan mulut bayi dari puting selesai menyusui yaitu dengan cara meletakkan jari kelingking disudut bawah.
  2. Payudara bengkak, bisa dikompres dengan air hangat. Payudara bengkak disebabkan karena pengeluaran ASI tidak lancar. Hal ini dkarenakan bayi tidak cukup sering menyusui atau bayi terlalu cepat disapih. Oleh karena itu busui harus menyusui bayi tanpa jadwal, mengeluarkan ASI dengan cara dipompa atau secara manual dengan tangan apabila produksi ASI melebihi kebutuhan bayi, untuk mengurangi rasa sakit kompreslah payudara dengan air hangat dan lakukan pemijitan mulai dari puting kearah pangkal.
  3. Kesulitan mengeluarkan ASI, sehingga hanya memberikan Asi beberap hari saja, setelah itu busui mengganitkannya dengan susu formula. Masalah ini bisa disebabkan oleh saluran ASI yang terhambat dan produksi ASI yang kurang. Cara penanganannya adalah ASI dikeluarkan dengan bantuan pompa atau tangan setelah itu kompres payudarasebelum menyusui dengan menggunakan air hangat dan sesudah menyusui kompres payudara dengan air dingin, sedangkan untuk mengatasi masalah produksi ASI kurang, busui dianjurkan untuk menjaga ketenangan pikiran, mengonsumsi makanan yang bergizi, tingkatkan frekuensi menyusui, ibu perlu istirahat yang cukup, dan mempertinggi rasa percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya.
  4. Jika hanya ada salah satu payudara saja yang bisa digunakan untuk menyusui atau hanya satu payudara saja yang bisa keluar ASI nya, artinya bayi hanya mendapatkan satu porsi saja yang dihasilkan ibu atau bayi tidak memperoleh seluruh zat gizi yang dihasilkan ASI. Selain itu akan menyebabkan salah satu payudara akan menyebabkan terisi penuh, akibatnya rangsangan produksi akan berkurang dan akhirnya dapat menghambat produksi ASI atau membuat produksi ASI terhenti lebih awal dari yang seharusnya. Hilang sudah kesemapatan untuk memberikan ASI eksklusif. 
  5. Pemberian ASI tidak langsung  berasal dari payudara tetapi menggunakan botol. Hal tersebut seharusnya tidak dilakukan karena bayi akan mengalami bingung puting. Hal ini akan mengakibatkan anak malas menyusu pada ibunya. Upaya yang seharunsnya dilakukan adalah dengan membiasakan tidak menggunakan botol tetapi menggunakan gelas dan selanjutnya diberikan keada bayi dengan menggunakan pipet atau sendok.





Berdasarkan kasus di atas, banyak busui meminta solusi penanganannya dengan bertanya kepada orang tua, mertua, kakek nenek, atau tetangga. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya ditanyakan kepada tenaga kesehatan dokter, bidan, perawat, ahli gizi. Agar masalah dapat teratasi dengan cara yang baik dan benar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perhitungan Energi dengan AIBW

a.        Perhitungan Energi v   Langkah Penggunaan AIBW ( Adjusted Ideal Body Weight ) Menghitung berat badan ideal IBW           = (TB – 100) – 10%                    = (160 – 100) – 10% = 54 kg Menggunakan AIBW ( Adjusted Ideal Body Weight ) karena ABW ( Actual Body Weight ) klien lebih besar 120% dari IBW ( Ideal Body Weight ) klien, dimana ABW klien 80 kg dan IBW klien 54 kg. Dibuktikan dengan, ABW/ IBW X 100%               = 80/ 54 X 100%                                                 ...

Daftar Bahan Makanan Penukar

DAFTAR TABEL KALORI & UNIT Makanan Pokok Golongan A Nama Masakan Berat (gr) Kalori Unit Jagung Rebus 250 90,2 1 Kentang Rebus 200 166 2 Nasi Putih 100 175 2,25 Singkong Rebus 100 146 1,75 Talas Rebus 100 98 1,25 Makanan Pokok Golongan B Bubur 200 44 0,5 Makaroni 25 91 1,25 Nasi tim 100 88 1 Makanan Pokok Golongan C Kentang Goreng 150 211 2,75 Mie Goreng 200 321 4 Bihun Goreng 150 296 3,75 Nasi...

Cara Menentukan Anak Stunting atau Tidak

Bagaimana cara menentukan anak kita lahir dan tumbuh menjadi anak stunting atau tidak? Cara penentuan anak stunting, menggunakan cara yang sama juga berlaku untuk menentukan status gizi anak berdasarkan indeks antropometri panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U). Contoh : Anak perempuan umur 7 bulan memiliki panjang badan 61,5 cm. Bagaimanakah status gizi anak tersebut ? Anak perempuan dengan umur 7 bulan, panjang badan 61,5 cm ada di antara -3 SD dan -2 SD. Berdasarkan Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak, panjang badan anak yang berada di antara -3 SD dan -2 SD tergolong PENDEK. Sehingga dapat disimpulkan status gizi anak perempuan tersebut dikategorikan pendek berdasarkan indeks antropometri panjang badan menurut umur.