PERKEMBANGAN TINGKAT KONSUMSI JAGUNG
Jagung merupakan sumber
kalori pengganti atau supplemen bagi beras. Meskipun cnderung menurun tingkat
konsumsinya, jagung masih merupakan bahan makanan pengganti atau supplemen bagi
sebagian masyarakat pedesaan khususnya di Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Timor
Timur, seluruh propinsi Sulawesi . Proporsi
penggunaan jagung sebagai bahan pangan cenderung menurun, sebaliknya penggunaan
sebagai bahan pakan dan bahan baku
industri meningkat. Sebagai bahan pangan, jagung dikonsumsi dalam bentuk jagung
basah, jagung kering pipilan, dan dalam bentuk tepung jagung (Sudaryanto et
al., 1993). Bentuk yang paling banyak dikonsumsi rumah tangga diperkotaan
adalah jagung basah, sedang di pedesaan jagung pipilan.
Perkembangan tingkat konsumsi
jagung perkapita secara nasional adalah 28,98 kg/kapita/tahun (1970), turun
menjadi 15,75 kg/kapita/tahun (1980), 8,48 kg/kapita/tahun (1990), 5,93
kg/kapita/tahun pada tahun 1993 (PSE,1997). Secara umum tingkat konsumsi
jagung/kapita/tahun di pedesaan lebih tinggi dibanding konsumsi di perkotaan.
Propinsi yang tingkat konsumsi jagung perkapitanya tinggi adalah Lampung dengan
tingkat pemakaian 11,84 kg/kapita/tahun, Jawa Tengah 8,57 kg/kapita/tahun, Jawa
Timur 9,80 kg/kapita/tahun, NTT 39,21 kg/kapita/tahun, Timor Timur 46,81
kg/kapita/tahun, Sulawesi Utara 13,79 kg/kapita/tahun dan Sulawesi Tenggara
14,66 kg/kapita/tahun (Sudaryanto et al., 1998).
sumber : Suarni
dan M.Sudjak Saenong , Balai Penelitian
Tanaman Sereal
Komentar
Posting Komentar