Sign
and symptomp
1. Di kulit :
Inflamasi kulit atau gatal-gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak.
2. Di saluran
nafas : Allergic Asthma, Allergic Nassal
Inflammation (rhinitis), hidung tersumbat, batuk, edema laring.
3. Gangguan sistem
pencernaan : mual, muntah, dan kram.
4. Oral
allergy syndrome : berupa gatal, bengkak, kesemutan di bibir, lidah,
tenggorokan, kerongkongan setelah makan buah atau sayur mentah.
5. Reaksi
anafilatik : jarang tapi berat. Dapat saja timbul dengan gejala di kulit,
saluran nafas, dan saluran cerna dalam waktu yang singkat menderita hipotensi,
kolaps di sistem CVA, dan dysrhthmias.
Egg allergy. (n.d.). Retrieved June 17,
2009, from the Food Allergy Initiative Web site: http://www.faiusa.org/?page=egg.
Kardjadijaja, Indrawati. 2007.
Alergi Makanan. Ebers Papyrus: 13;4.
Faktor
Risiko
1. 1. Factor
herediter
Faktor
herediter mempunyai peranan utama dalam terjadinya alergi terhadap makanan.
2. 2.Dietary
factor
WHO rekomendasi dari
6 bulan ASI eksklusif
tapi tidak disarankan oleh AAP
dan ESPHGAN. Mereka
merekomendasikan eksklusif menyusui
selama 4-6 bulan. Rekomendasi ini memperhitungkan beberapa keuntungan dari menyusui, termasuk pencegahan infeksi gastrointestinal.
Untuk pencegahan eksim atopik, mengi dan asma, pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan adalah memungkinkan pencegahan pada alergi makanan. Ini
tinjauan literatur menunjukkan bahwa hasil
dari studi yang berbeda bertentangan, dengan penelitian yang
menunjukkan perlindungan, tidak
ada efek atau peningkatan risiko.
3. 3. Lifestyle
and environment exposure
4. 4. Permeabilitas
saluran cerna
Permeabilitas
saluran cerna pada usia bayi muda dimana mukosa belum matur dianggap menjadi
penyebab alergen mudah masuk ke dalam tubuh melalui mukosa yang belum matur tersebut.
Permeabilitas yang meningkat dihubungkan dengan penyakit saluran cerna,
malnutrisi, keadaan prematur dan keadaan immunodefisiensi.
Ezendam, J. And van loveren, H. 2010.
Risk factor for food allergy.
Komentar
Posting Komentar