Langsung ke konten utama

6 MITOS ALERGI YANG TIDAK BISA DI PERCAYA

Jakarta - Alergi adalah suatu reaksi abnormal di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik). Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang lain.

Reaksi alergi tidak bisa ditebak, bisa saja detik ini Anda baik-baik saja dan beberapa jam kemudian Anda harus terbaring lemah di rumah sakit. Anda mungkin memiliki obat-obatan untuk membantu mengatasi alergi. Namun, percayakah Anda tentang mitos-mitos mengenai alergi? Berikut beberapa fakta yang dapat membantu Anda memisahkan mana yang fakta dan hanya mitos, seperti yang dikutip dari Health Me Up.

Mitos 1: Anda Membutuhkan Bantal dan Sprei Khusus Untuk Menangkal Alergi
Harap jangan tertipu dengan strategi pemasaran ini! Tidak ada bantal yang benar-benar bebas dari debu, jamur atau residu lain, kecuali Anda tidur dalam sebuah bola plastik. Salah satu cara untuk mengurangi debu di tempat tidur adalah dengan mencuci sprei dengan air panas dan vakum kamar Anda secara teratur.

Mitos 2: Semua Hewan Peliharaan dapat Menyebabkan Anda Alergi
Tidak juga, hanya hewan peliharaan yang hypoallergenic yang dapat memacu reaksi alergi. Apa yang mempengaruhi reaksi alergi Anda sebenarnya bukan bulu dari hewan peliharaan. Tetapi hewan yang suka menjilat badannya dengan lidah dan air liur. Hewan adalah pembawa serbuk sari, debu dan jamur. Jadi jika Anda memiliki hewan peliharaan, mandikan anjing atau kucing secara teratur dan keringkan bulunya sampai benar-benar kering, karena bulu yang lembab akan membuat reaksi alergi Anda memburuk.

Mitos 3: Alergi Sebuah Fase Sementara dan Tidak Mengakibatkan Kematian
Alergi dapat mematikan jika Anda terkena shock anafilaksis, yang mengakibatkan mati lemas. Banyak acara televisi yang sering memperlihatkan hal ini. contohnya, seseorang yang tidak sengaja mengonsumsi kacang tanah, tekanan darahnya turun, lidah dan tenggorokan membengkak, sehingga sulit untuk bernafas. Guncangan ini adalah hasil akibat dari alergi makanan, obat atau sengatan serangga dan perhatian medis diperlukan dengan segera.

Mitos 4: Alergi Terhadap Susu
Alergi susu bisa saja terjadi, hanya jika Anda seorang bayi. Reaksi alergi terhadap susu ini umumnya hanya terjadi ketika Anda masih kecil, tetapi jenis alergi ini bisa diatasi dengan semakin bertambahnya usia. Anda tidak bisa menyamakan alergi susu dengan intoleransi laktosa. Alergi mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, namun tidak begitu dengan enzim dan laktase.

Mitos 5: Tidak Masalah Dari Mana Sumbernya
Susu sapi, telur, kacang, gandum, kedelai, ikan, kerang dan biji-bijian adalah beberapa jenis makanan dari alam yang paling mudah menimbulkan reaksi alergi. Satu hal yang perlu diperhatikan: alergi disebabkan oleh protein dalam makanan dan bahan kimia pada makanan.

Mitos 6: Konsumsi Makanan yang Memicu Alergi Selama Kehamilan, Akan Menyebabkan Anak Ikut Alergi
Hal ini masih belum pasti, ada kemungkinan 50:50 dan dokter juga belum memberikan jawaban yang pasti untuk hal ini. Beberapa penelitian mengatakan alergi makanan sebenarnya tidak melampaui plasenta dan ASI, namun beberapa dokter menyarankan, lebih baik ibu hamil menghindari makanan yang bisa menyebabkan reaksi alergi. Kami anjurkan Anda untuk tetap mengikuti saran dokter selama masa kehamilan.

(hst/hst)

Redaksi: redaksi[at]wolipop.com
Informasi pemasangan iklan




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perhitungan Energi dengan AIBW

a.        Perhitungan Energi v   Langkah Penggunaan AIBW ( Adjusted Ideal Body Weight ) Menghitung berat badan ideal IBW           = (TB – 100) – 10%                    = (160 – 100) – 10% = 54 kg Menggunakan AIBW ( Adjusted Ideal Body Weight ) karena ABW ( Actual Body Weight ) klien lebih besar 120% dari IBW ( Ideal Body Weight ) klien, dimana ABW klien 80 kg dan IBW klien 54 kg. Dibuktikan dengan, ABW/ IBW X 100%               = 80/ 54 X 100%                                                 ...

Cara Menentukan Anak Stunting atau Tidak

Bagaimana cara menentukan anak kita lahir dan tumbuh menjadi anak stunting atau tidak? Cara penentuan anak stunting, menggunakan cara yang sama juga berlaku untuk menentukan status gizi anak berdasarkan indeks antropometri panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U). Contoh : Anak perempuan umur 7 bulan memiliki panjang badan 61,5 cm. Bagaimanakah status gizi anak tersebut ? Anak perempuan dengan umur 7 bulan, panjang badan 61,5 cm ada di antara -3 SD dan -2 SD. Berdasarkan Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak, panjang badan anak yang berada di antara -3 SD dan -2 SD tergolong PENDEK. Sehingga dapat disimpulkan status gizi anak perempuan tersebut dikategorikan pendek berdasarkan indeks antropometri panjang badan menurut umur.

Daftar Bahan Makanan Penukar

DAFTAR TABEL KALORI & UNIT Makanan Pokok Golongan A Nama Masakan Berat (gr) Kalori Unit Jagung Rebus 250 90,2 1 Kentang Rebus 200 166 2 Nasi Putih 100 175 2,25 Singkong Rebus 100 146 1,75 Talas Rebus 100 98 1,25 Makanan Pokok Golongan B Bubur 200 44 0,5 Makaroni 25 91 1,25 Nasi tim 100 88 1 Makanan Pokok Golongan C Kentang Goreng 150 211 2,75 Mie Goreng 200 321 4 Bihun Goreng 150 296 3,75 Nasi...