Dewasa ini, sudah memperihatinkan sekali polusi udara yang terjadi di bumi tercinta kita. Lapisan ozon yang melindungi bumi kita setiap hari semakin tipis dan inilah yang membuat cuaca di Indonesia terasa panas menyengat. Suhu pada siang hari di Indonesia bisa mencapai .lebih dari 31ºC.
Banyak masalah yang mendukung minimnya pejalan kaki di Indonesia. Mulai dari fungsi trotoar yang sudah berganti menjadi tempat dagang untuk pedagang kaki lima di pinggir jalan. Selain itu, masalah cuaca di Indonesia yang semakin panas juga ikut berperan membuat pejalan kaki di Indonesia menjadi enggan untuk beraktifitas sehari-hari dengan berjalan kaki.
Masyarakat sekarang lebih suka hal-hal yang berbau instant. Mereka lupa bahwa kesehatan itu jauh lebih penting. Semakin banyak dan murahnya harga kendaraan bermotor sekarang ini membuat masyarakat lebih memilih untuk menggunakan sepeda motor dalam kegiatan sehari-hari walaupun jarak yang ditempuh sebenarnya masih bisa dilakukan dengan berjalan kaki. Pola pikir inilah yang sekarang berkembang di masyarakat Indonesia.
Sesungguhnya, Jalan kaki banyak memberi manfaat bagi tubuh kita. Jalan kaki merupakan sebuah terapi yang telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Hal ini memungkinkan emosi sembuh secepat kemampuan badan untuk pulih. Saat kita berjalan , yang melibatkan dua sisi tubuh, kita secara stimulant mengaktifkan sisi kiri dan kanan otak kita. Kondisi ini memungkinkan dua sisi otak ini bersatu mematahkan belenggu pikiran dan membebaskan penderita dari stress atau pascatrauma dan depresi. (Thom Hartmann, 2008).
Kita sebagai pemuda Indonesia harusnya mempelopori bagaimana pentingnya jalann kaki. Selain memberikan kesehatan, jalan kaki juga akan membantu menurunkan tingkat polusi udara di Indonesia, mengurangi penggunaan BBM dan mengurangi emisi kendaraan bermotor. Pemuda dianggap sebagai agent of change atau agent of social control. Oleh Karena itu, sebagai pemuda kita harus lebih concern dengan hal seperti ini. Salah satu caranya adalah dengan berjalan kaki ke kampus. Banyak mahasiswa sekarang berangkat kuliah dengan menggunakan kendaraan bermotor. Padahal, jarak antara indekos dengan kampus yang tidak terlalu jauh. Hal seperti ini yang harus kita perhatikan, seharusnya kita bisa berjalan kaki, tetapi kita lebih memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor.
Budaya berjalan kaki harus kita lestarikan. Mengingat bahwa kita tidak bisa terus menerus mengandalkan sumber daya alam yang terbatas di bumi ini. Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berasal dari minyak bumi lambat laun pasti akan habis. Mulai dari sekarang kita harus menghemat pemakaian sumber daya alam. Sebagai pemuda generasi penerus bngsa Indonesia, kita harus lebih arif dan bijaksana dalam menggunakan sumbe daya alam. Banyak Negara luar yang sudah mulai mengurangi ketergantungan dengan sumber daya alam dengan membuat kendaraan bermotor berbahan bakar non-BBM. Sehingga, lebih ramah lingkungan.
"Marilah menjaga lingkungan alam sekitar kita, walaupun dengan hal yang kiranya superfisial tetapi dapat memberikan manfaat yang luar biasa tak terduga". by : Adjie Sabta
Komentar
Posting Komentar